BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Dalam
makalah ini yang dibahas adalah mengenai bangun datar. Bangun datar memiliki
bentuk yang berbeda dari segi sisi maupun sudut. Disini yang akan dibahas
adalah tentang bangun datar segiempat termasuk kesebangunan dan kekongruenan.
Bangun
datar segiempat adalah suatu bangunan- bangunan yang memiliki beberapa kesamaan
sifat yaitu masing- masing memiliki empat ruas garis dan empat titik sudut. Selain
itu, bangun datar segiempat mempunyai unsur-unsur sisi, sudut, titik sudut dan
diagonal.
Bangun
segiempat yang mempunyai sifat-sifat khusus adalah bangun persegi, persegi
panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium.
Bangun datar dengan bentuk dan ukuran yang sama disebut
sebangun jika memenuhi persyaratan. Kesebangunan dan kekongruenan berbeda satu
sama lainnya. Jika kesebangunan harus memenuhi syarat sudut- sudutnya yang
bersesuaian sama besar dan sisi- sisi yang bersesuaian sebanding, maka
kekongruenan harus memenuhi syarat bahwa dua bangun yang kongruen diimpitkan
maka akan saling menutupi, atau bagian- bagian yang bersesuaian akan saling
menempati dengan tepat.
Kita dapat melihat benda dengan bentuk sama tetapi ukuran
yang berbeda. Perbedaan ukuran terjadi melalui pembesaran atau pengecilan objek
dengan menggunakan perbandingan skala tertentu. Melalui pembelajaran
kesebangunan dan kekongruenan ini akan dapat membantu memecahkan masalah
sehari- hari.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah diantaranya sebagai berikut.
1. Apa
pengertian, syarat dan rumus yang mengenai bangun segiempat?
2. Apa
pengertian dan syarat dari kesebangunan dan kekongruenan?
1.3
Tujuan
Sejalan dengan
rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan:
1. Pengertian,
syarat dan rumus yang mengenai bangun segiempat.
2. Pengertian
dan syarat yang mengenai kesebangunan dan kekongruenan.
1.4
Manfaat
Makalah
1. Secara
Teoretis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
memperluas pengetahuan tentang materi pembelajaran Matematika khususnya dalam
pembahasan materi segiempat, kesebangunan dan kekongruenan, serta dapat
dijadikan secara ilmiah untuk membandingkan antara ilmu yang dipelajari di
bangku perkuliahan dengan kenyataan di lapangan.
2. Secara
Praktis
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi orang lain yang
membutuhkan informasi sesuai dengan makalah ini dan dapat dijadikan acuan dalam
pembelajaran maupun di masyarakat.
1.5
Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4
Manfaat Makalah
1.5
Sistematika Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Segiempat
2.2
Kesebangunan dan Kekongruenan
BAB III SIMPULAN
3.1
Simpulan
3.2
Saran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Segiempat
A. Persegi
·
Sifat-sifat dari persegi:
a.
Semua sifat persegi panjang
merupakan sifat persegi.
b.
Suatu persegi dapat menempati
bingkainya dengan delapan cara.
c.
Semua sisi persegi adalah sama
panjang.
d.
Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua
sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
e.
Diagonal-diagonal persegi saling
berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku.
Jadi pengertian
persegi adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat
sudutnya sama besar, yaitu 900.
·
Rumus persegi
1.
Keliling (K) = 4 x sisi atau K = 4s
2.
Luas (L) = sisi x sisi atau S2.
B.
Persegi
Panjang
·
Sifat-sifat dari persegi panjang:
a.
Sisi yang berhadapan sama panjang
dan sejajar.
b.
Keempat sudutnya sama besar dan
merupakan sudut siku-siku (900).
c.
Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan
membagi dua sama besar.
d.
Dapat menempati bingkainya kembali
dengan empat cara.
Dari sifat-sifat di atas dapat
disimpulkan, Persegi panjang adalah segi empat yang keempat
sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
·
Rumus
1.
Keliling (K) = 2 (panjag+lebar)
= 2 (AB+BD)
2.
Luas (L) =
Panjang x lebar
C.
Jajar
Genjang
·
Sifat-sifat jajar genjang:
1.
Sisi-sisi yang berhadapan pada
setiap jajargenjang sama panjang dan sejajar.
2.
Sudut-sudut yang berhadapan pada
setiap jajargenjang sama besar.
3.
Jumlah pasangan sudut yang saling
berdekatan pada setiap jajargenjang adalah 1800.
4.
Pada setiap jajargenjang kedua
diagonalnya saling membagi dua sama panjang.
Definisi jajargenjang
adalah segiempat dengan sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang
serta sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
·
Rumus jajar genjang
1.
Keliling (K) = jumlah sisinya = AB +
BC + CD + DA
2.
Luas (L) = alas x tinggi
D.
Belah
Ketupat
·
Sifat-sifat belah ketupat:
1.
Semua sisi pada belah ketupat sama
panjang.
2.
Kedua diagonal pada belah ketupat
merupakan sumbu simetri.
3.
Kedua diagonal belah ketupat saling
membagi dua sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.
4.
Pada setiap belah ketupat
sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh
diagonal-diagonanya.
Definisi, belah ketupat adalah
bangun segi empat yang dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan
bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.
·
Rumus belah ketupat
1.
Keliling (K) = AB + BC + CD + DA
- Luas (L) = ½ (d1 x d2)
E.
Layang-Layang
·
Sifat-sifat layang-layang:
1.
Sepasang sisinya sama panjang.
2.
Sepasang sudut yang berhadapan sama
besar.
3.
Saah satu diagonalnya merupakan
sumbu simetri.
4.
Salah satu diagonal layang-layang
membagi diagonal lainnya menjdi dua bagian sama panjang dan kedua diagonal itu
saling tegak lurus.
Pengertian bangun
layang-layang adalah segiempat dengan dua pasang sisi-sisi yang
berdekatan sama panjang.
·
Rumus layang-layang
1.
Keliling (K) = jumlah sisi-sisinya =
AB + BC + CD + DA
2.
Luas (L) = ½ (d1 x d2)
F.
Trapesium
·
Sifat-sifat trapesium:
a.
Sepasang sisi yang berhadapan
sejajar.
b.
Sudut antara sisi-sisi sejajar yang
memiliki kaki sekutu salah satu sisi tegaknya berjumlah 1800.
c.
Diagonal-diagonal trapesium sama
kaki adalah sama panjang.
Jadi pengertian
trapesium adalah segi empat yang memiliki sepasang sisi sejajar.
Jika dua sisi tidak sejajarnya memiliki panjang yang sama, dan kedua sudut
alasnya sama besar, maka dinamakan trapesium sama kaki. Trapesium bukan
jajarangenjang, karena hanya memiliki sepasang sisi sejajar.
·
Rumus trapesium
1.
Keliling
(K)
= jumlah sisi-sisinya = AB + BC + CD + DA
2.
Luas
(L)
= (jumlah sisi sejajar x tinggi)
2.2
Kesebangunan
dan Kekongruenan
A.
Kesebangunan
Kesebangunan yaitu
bangun-bangun yang memiliki bentuk yang sama dengan ukuran yang sama atau
berbeda. Secara umum dua buah bangun datar dikatakan sebangun (similar) jika
sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang sama.
Secara sederhana
dua buah bangun disebut sebangun bila kedua bangun tersebut mempunyai bentuk
atau tipe yang sama. Ukuran kedua bangun yang sebangun bisa sama ataupun
berbeda. Persyaratan untuk dua bangun yang sebangun adalah :
- Panjang
sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang senilai.
- Sudut-sudut
yang bersesuaian sama besar.
·
Dua bangun datar yang sebangun
Kedua bangun di atas, ABCD dan KLMN adalah dua bangun
yang sebangun, karena memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a.
Pasangan sisi yang bersesuaian mempunyai perbandingan
yang sama, yaitu
:
Pasangan
sisi
AD dan
KN =
Pasangan
sisi
AB dan
KL =
Pasangan
sisi
BC dan
LM =
Pasangan
sisi
CD dan
MN =
b.
Besar sudut yang bersesuaian sama, yaitu
·
Dua segitiga yang sebangun
Dua segitiga
dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu syarat berikut :
a.
Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian senilai.
b.
Dua pasang sudut yang bersesuaian yang sama besar.
Segitiga ABC dan PQR adalah sebangun, karena memiliki sifat:
a. Perbandingan
sisi yang sama besar bersesuaian sama besar, yaitu :
AC
bersesuaiandengan PR =
AB
bersesuaiandengan PQ =
BC
bersesuaian dengan QR =
b. Besar
sudut-sudut yang bersesuaian sama, yaitu :
Perhatikan
segitiga diatas
!
·
Pada segitiga siku-siku dapat dibuat garis tinggi
ke sisi miring, maka diperoleh rumus :
o Perumusan garis tinggi ∆ABC siku-siku
di A : AD2 = BD x CD;
o Proyeksi sisi alas pada sisi miring
suatu segitiga siku-siku : AB2 = BD x BC;
o Proyeksi sisi tegak pada sisi miring
segitiga siku-siku : AC2 = CD x CB;
o Hubungan sisi-sisi segitiga siku-siku
dan garis tinggi : AB x AC = BC x AD
B.
Kekongruenan
Bangun-bangun geometri dikatakan kongruen (sama
sebangun) jika dan hanya jika bangun-bangun itu mempunyai ukuran dan bentuk
yang sama. Jadi bisa diingat betul bahwa kongruen adalah bentuknya sama dan
ukurannya sama. Jika tidak memenuhi salah satu saja, maka bangun tersebut tidak
kongruen.
Bangun-bangun
yang kongruen merupakan bangun-bangun yang sebangun dan memiliki ukuran bangun
yang sama. Persyaratan untuk dua bangun yang kongruen :
1. Sudut-sudut yang bersesuaian
sama besar, dan
2. Sisi-sisi yang bersesuaian
mempunyai panjang yang sama.
·
Dua bangun datar yang kongruen
Perhatikan dua bangun datar berikut !
KL = PQ
LM = QR
MN = RS
NK = SP
KLMN dan PQRS kongruen. Dua bangun dikatakan
kongruen jika ke dua bangun tersebut memiliki bentuk dan ukuran yang sama.
·
Dua segitiga yang kongruen
Secara geometris dua segitiga kongruen adalah dua segitiga yang saling menutpi
dengan tepat. Sifat dua segitiga kongruen :
1.
Pasangan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
2.
Sudut yang bersesuaian sama besar.
a. Tiga
sisi yang bersesuaian sama panjang (sisi, sisi, sisi)
AB = PQ (sisi)
AC = PR (sisi)
BC = QR (sisi)
b.
Dua sisi yang bersesuaian sama panjang
dan sudut yang dibentuk oleh sisi-sisi itu sama besar (sisi, sudut, sisi).
AB = PQ (sisi)
BC = QR (sisi)
c.
Dua sudut yang bersesuaian sama besar
dan sisi yang menghubungkan kedua titik sudut itu sama panjang (sudut, sisi,
sudut).
·
Adapun empat kondisi yang merupakan syarat-syarat dua
segitiga yang kongruen :
1. Tiga Sisi (SSS)
Apabila panjang ketiga sisi dari sebuah
segitiga sama dengan dua sisi segitiga lainnya, maka kedua segitiga itu
kongruen.
2. Dua sisi dan satu sudut apit (SAS)
Apabila dua sisi dan satu sudut apit
dari sebuah segitiga sama dengan dua sisi dan satu sudut apit dari segitiga
lainnya maka kedua segitiga itu kongruen.
3. Dua sudut dan sebuah sisi (ASA/AAS/SAA)
Apabila dua sudut dan sebuah sisi dari
suatu segitiga sama dengan dua sudut dan sebuah sisi dari segitiga yang lain,
maka segitiga-segitiga itu kongruen.
4. Sudut, siku-siku, hypotenusa, dan sisi
tegak
Apabila dua segitiga siku-siku,
hypotenusa, dan sisi tegak dari segitiga pertama sama dengan hypotenusa dan
sisi tegak dari segitiga kedua, maka kedua segitiga itu kongruen.
BAB III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Bangun datar segi empat yang
meliputi persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang
dan trapesium.
Persegi panjang adalah bangun segi
empat dengan panjang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Keliling
dan luas persegi panjang dengan panjang p dan lebar l adalah
K = 2(p x
l) dan L = p x l.
Persegi adalah bangun segi empat
yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku. Keliling dan
luas persegi dengan panjang sisi s adalah
K = 4s
dan L = s².
Jajar genjang adalah bangun segi
empat yang dibentuk dari sebuah segitiga dan bayangannya yang diputar setengah
putaran (180°) pada titik tengah salah satu sisinya. Keliling dan luas
jajargenjang dengan panjang sisi alas a dan sisi lainnya b, serta
tinggi t dirumuskan dengan
K = 2(a
+ b) dan L = a x t.
Belah ketupat adalah bangun segi
empat yang dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya setelah
dicerminkan terhadap alasnya. Keliling dan luas belah ketupat dengan panjang
sisi s serta diagonal dirumuskan dengan
K = 4s dan L = ½ (d1 x d2)
Layang-layang adalah segi empat yang
dibentuk dari gabungan dua buah segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang
dan berimpit. Keliling dan luas layang-layang dengan sisi pendek a dan
sisi panjang b serta diagonal adalah
K = 4s dan L = ½ (d1 x d2)
Trapesium adalah bangun segi empat
yang mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar. Keliling dan luas
trapesium dengan panjang sisi sejajar a dan b, panjang sisi tidak
sejajar c dan d, serta tinggi t adalah
K = 4s dan L = (jumlah sisi sejajar x tinggi)
Sedangkan untuk kesebangunan dan kekongruenan secara
sederhana dua buah bangun disebut sebangun bila kedua bangun tersebut mempunyai
bentuk atau tipe yang sama. Ukuran kedua bangun yang sebangun bisa sama ataupun
berbeda. Persyaratan untuk dua bangun yang sebangun adalah :
·
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, dan
·
Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding.
Hubungan khusus
antara bangun sebangun dan kongruen : bangun
kongruen pasti sebangun, tetapi bangun sebangun belum tentu kongruen.
Bangun-bangun yang kongruen merupakan bangun-bangun yang sebangun dan memiliki
ukuran bangun yang sama. Persyaratan untuk dua bangun yang kongruen :
·
Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, dan
·
Sisi-sisi yang bersesuaian mempunyai panjang yang sama.